Imam Masjid Di Gowa Tertangkap Curi Tas Jemaah, Alasan Biaya Kuliah Tak Mampu Redam Kekecewaan Umat

Imam Masjid Di Gowa – Sebuah ironi memalukan mengguncang publik Sulawesi Selatan ketika seorang imam masjid di Kabupaten Gowa tertangkap mencuri tas milik salah satu jemaahnya sendiri. Peristiwa ini terjadi dalam suasana yang seharusnya penuh kedamaian: usai salat berjamaah. Namun siapa sangka, di balik jubah dan kopiah seorang imam, terselip niat busuk yang mencoreng kehormatan institusi masjid itu sendiri.

Insiden ini terbongkar setelah CCTV masjid merekam aksi sang imam yang secara diam-diam mengambil tas jemaah wanita yang di tinggal saat hendak mengambil air wudu. Rekaman itu tersebar luas di bonus new member media sosial, membuat publik geger. Sosok yang selama ini berdiri di depan sebagai panutan spiritual, justru menjadi pelaku tindakan kriminal. Kekecewaan masyarakat tidak bisa di bendung, terutama para jemaah yang merasa di khianati oleh orang yang selama ini mereka hormati.

Kronologi Lengkap Imam Masjid Di Gowa Tertangkap Curi Tas Jemaah

Dalam pemeriksaan kepolisian, pria yang di ketahui berinisial H tersebut mengaku nekat melakukan pencurian karena terdesak kebutuhan membayar biaya kuliah. Ia mengklaim sedang menempuh pendidikan dan kesulitan membiayai semester barunya. Dalih yang seharusnya menimbulkan simpati itu justru memancing kemarahan publik. Sebab, banyak yang merasa alasan tersebut tidak sebanding dengan tindakan amoral yang ia lakukan di tempat suci.

Pertanyaannya kini, benarkah alasan ekonomi bisa di jadikan pembenaran untuk mencuri, terlebih oleh seorang imam? Banyak netizen bersuara lantang, menyebut bahwa alasan biaya kuliah hanyalah tameng murahan. Di era sekarang, beasiswa dan bantuan pendidikan tersedia jika benar-benar ingin berjuang. Tapi mencuri di masjid pula adalah titik nadir moral yang tidak bisa di maafkan begitu saja.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di gacor.ai

Masjid Jadi Saksi Bisu Terguncangnya Moralitas

Masjid, sebagai tempat ibadah dan pusat moral umat, seharusnya menjadi tempat yang suci dan bebas dari kejahatan. Namun dengan kasus ini, simbol kesucian masjid ternodai oleh orang yang justru di percaya menjaga kesakralannya. Tidak sedikit warga Gowa yang kini mengaku trauma dan merasa was-was saat meninggalkan barang di masjid, bahkan ketika beribadah. Kepercayaan telah retak.

Sejumlah tokoh agama setempat pun angkat bicara, mengutuk keras tindakan tersebut. Mereka menyebut perbuatan itu sebagai penghinaan terhadap agama dan bentuk pengkhianatan terhadap amanah umat. “Kalau sudah imam masjid mencuri, lalu ke mana lagi kami menaruh kepercayaan?” ujar salah satu warga dengan nada marah.

Reaksi Masyarakat: Kecaman Tanpa Ampun

Warganet dan masyarakat sekitar tidak tinggal diam. Media sosial di banjiri komentar pedas. Banyak yang menyebut kasus ini sebagai potret suram kepemimpinan spiritual di tingkat akar rumput. “Jubahnya mungkin bersih, tapi hatinya kotor,” tulis salah satu akun Twitter. Ada pula yang menyayangkan mengapa orang yang punya pendidikan agama tinggi malah terjerumus dalam perilaku kriminal.

Beberapa jemaah yang mengenal pelaku secara pribadi bahkan mengaku tak menyangka. Sosok H dikenal ramah dan aktif dalam kegiatan sosial masjid. Namun kini, semua kebaikan itu seolah tak ada artinya lagi. Kepercayaan yang sudah hancur sulit untuk diperbaiki.

Polisi Bertindak, Proses Hukum Jalan Terus

Pihak kepolisian Gowa langsung bergerak cepat setelah rekaman CCTV viral. H di amankan dan kini menjalani proses hukum. Dalam penangkapan, polisi juga mengamankan tas milik korban beserta barang-barang di dalamnya, termasuk dompet dan telepon genggam. Tidak ada upaya perlawanan, namun pengakuan H di hadapan penyidik tetap menyisakan luka mendalam bagi banyak pihak.

Kini, masyarakat menunggu kejelasan proses hukum dan berharap tidak ada intervensi yang meringankan hukuman. Mereka ingin kasus ini jadi pelajaran keras bahwa jabatan keagamaan bukan tameng dari hukum. Justru seharusnya menjadi contoh utama dalam mematuhi norma dan etika sosial.